Sejarah kerajaan Magadha pada masa Dinasti Sisunaga
Abstrak
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh perkembangan kerajaan Magadha pada masa pemerintahan dinasti sisunaga.
Penulisan artikel ini menggunakan metode sejarah, dengan langkah-langkah : heuristik, kritik, interpelasi dan historigrafi. Data diperoleh melalui membaca buku-buku sejarah sumber dari internet dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan, kemudian diklasifikasikan. Data yang mendukung permasalahan dikumpulkan dan diolah, kemudian dilakukan penulisan sesuai permasalahan yang telah dirumuskan dan tujuan yang akan dicapai, sehingga terwujudlah artikel ini.
Dari hasil penggunaan metode sejarah tersebut, maka diperoleh pengertian sebagai berikut :
India merupakan kawasan dimana kebudayaan serta agama Hindu dan Budha berkembang pesat. Bisa dibilang bahwa di India adalah cikal bakal adanya agama Hindu Budha. Hal ini mempunyai pengaruh besar bukan hanya di India namun juga di kawasan Asia Tenggara maupun Asia Timur. Untuk saat ini India merupakan negara yang mempunyai luas wilayah nomer tujuh di dunia dan nomer dua untuk jumlah penduduknya. India semula di kuasai oleh Bangsa Dravida. Namun sejak kedatangan Bangsa Arya yang berhasil merebut wilayah India bagian Utara, Bangsa Dravida lari ke India bagian Selatan (didaerah Dekhan). Bangsa India yang berada di bagian utara mendirikan kerajaan-kerajaan Hindu. Sehingga agama Hindu dibawa oleh bangsa Arya. Hindu di bawa oleh pendatang bangsa Arya (Bharata) abad XV SM.
Awal Terbentuknya Kerajaan Magadha
Pada abad ke VII SM, di India bagian Utara berdiri kerajaan yang sering disebut dengan Kerajaan Arya. Hal ini diduga karena didominasi oleh budaya yang dibawa oleh bangsa Arya setelah bangsa Dravida terusir ke kawasan Asia Selatan. Zaman Aryalah yang menyaksikan lahirnya kerajaan-kerajaan yang ada di India. Karena pada saat itu bangsa Arya yang menguasai India bagian Utara India dengan membawa agama Hindhu.
Di India bagian utara telah berdiri kerajaan seperti Gandhara, Kusala, Kasi, dan Magadha. Tetapi yang paling terkemuka ialah Kerajaan Magadha. Magadha didirikan oleh Dinasti Sisunaga sekitar tahun 642 SM, ibukotanya berada di Giripraja atau Rajgir (sekarang rajagriha). Dalam kerajaan Magadha didirikan oleh sekitar 5 Dinasti yaitu :
1. Dinasati Sisunaga, memerintah 642-413 SM.
2. Dinasti Nanda, memerintah 413-322 SM.
3. Dinasti Maurya, memerintah 322-185 SM.
4. Dinasti Sunga, memerintah 185-75 SM.
5. Dinasti Kanva, memerintah 75-28 SM.
Dibangun oleh Dinasti Sisunaga dan runtuh pada Dinasti Kanva, dan terkenal, berkuasa serta menjadi kejayaan bagi kerajaan Magadha yaitu pada Dinasti Maurya. Pada dinasti Sisunaga (pendiri awalnya ) paling terkenal yaitu Raja Bimbisara anak dari Raja Sisunaga. Pada Dinasti Nanda terdapat sembilan raja, namun dalam dinasti ini tidak begitu banyak nama raja yang diketahui bahkan hampir tidak ada yang mengetahui. Salah seorang keturunan raja Nanda dan pernah menjabat sebagai menteri di kerajaan Magadha, Mahapadma Nanda berhasil membunuh salah seorang keturunan Bimbisara dan menggantikan tahta kekuasaannya. Berkuasa sekitar hampir selama satu abad, pada waktu itu juga terdapat penyerbuan Iskandar Agung ke lembah Indus, Magadha berada dibawah pemerintahannya Raja Nanda yang amat besar kekuasaannya.
Yang ketiga yaitu Dinasti Maurya yang mana paling terkenal adalah raja pertama dinasti ini yaitu Candragupta dan Raja Asoka. Ibukota kerajaan ini juga berpindah-pindah karena pemimpinnya yang berpindah-pindah. Ibukota kerajaan Magadha di masa Candragupta ada di Pathiputra atau seperti orang Yunani menyebutkanya adalah Polibotra. Dinasti Sungha dinasti keempat, dan dinasti terakhir yaitu dinasti Kanva. Dinasti yang membawa kerajaan Magadha mengalami keruntuhan dan digantikan kerajaan lain yaitu kerajaan Andhra.
Masa Pemerintahan Dinasti Sisunaga
Dinasti Sisunaga adalah dinasti pertama yang memegang kepemimpinan pertama di kerajaan Magadha. Dinasti ini berkuasa di kerajaan timur laut India Magadha pada periode sekitar 550 sampai 350 SM. Hanya ada sedikit informasi yang tersedia. Sumber yang paling penting adalah riwayat Buddhis dari Sri Lanka, Purana dan berbagai teks suci Budha dan Jain. Berdasarkan sumber-sumber ini sepertinya Magadha diperintah selama sekitar 200 tahun oleh dinasti Sisunaga. Beberapa rajanya adalah sebagai berikut :
Sisunaga (642 SM)
Bimbisara (50 tahun)
Ajatasatru (31 tahun)
Darsaka (sekitar 23 tahun)
Udaya (sekitar 22 tahun)
Raja yang paling terkenal adalah raja bimbisara yang memerintah pada tahun 540-490 SM. Prestasinya yaitu melakukan perluasan wilayah sampai kerajaan Kosala dan Vaisali.4 Ia juga dikenal karena prestasi budayanya dan merupakan sahabat sekaligus pelindung sang Budha. Bimbisara membangun kota Rajgir, yang terkenal dengan tulisan-tulisan Buddhisme. Ibu kota pertama dinasti ini pada masa pemerintahan Bimbisara adalah di Girivraja. Ia memimpin sebuah kampanye militer melawan Anga, hal ini dimaksudkan untuk membalas kekalahan ayahandanya sebelumya di tangan rajanya yaitu Brahmadatta. Kampanye ini berhasil , Anga dianeksasi dan pangeran Ajasatru ditunjuk sebagai gubernur Champa. Raja bimbisara juga menggunakan aliansi pernikahan untuk memperkuat posisinya, dia menikah dengan 3 orang wanita.
Istri pertamanya yaitu Kosal Dewi, pernikahan ini juga mengakhiri permusuhan di antara Magadha dan Kosala dan memmberinya tangan bebas dalam berurusan dengan Negara-negara lain. Istri keduanya yaitu Chellana yang merupakan seorang putri Lichchhavi dari Vashali dan putri raja Chetaka. Istri ketiga yaitu Khesma seorang putri dari kepala Wangsa Madra dari Punjab, pernikahan ini membuka jalan bagi perluasan Kekaisaran Maghada baik ke Barat maupun ke Utara.
Pada waktu yang bersamaan Raja Imperium Persia yaitu Darius (± 522-486 SM) juga sedang meluaskan wilayah ke India. Kerajaan Gandhara yang berada di sekitar Peshawar dan Rawalpinai sekarang sudah berhasil ditaklukkan oleh Darius, untuk menaklukkan wilayah Sungai Indus. Darius memerintahkan sukarelawan Yunani bernama Scylax, mengadakan penyelidikan wilayah Indus. Gerakan ini berhasil menegakkan Imperium Persia di wilayah India barat laut, termasuk Sind dan juga Punjab bagian barat.
Menurut laporan sejarawan Yunani abad V SM yaitu Herodotus, dia menuliskan perang antara Yunani dan Persia yang berlangsung pada tahun 492-490 SM wilayah India pada saat dibawah kekuasaan Darius merupakan provinsi terkaya yang paling padat penduduknya. Mereka harus membayar upeti sebesar 360 talen emas kepada Persia. Ketika perang antara Yunani dan Persia meletus, wilayah India merupakan wilayah yang paling banyak menyumbangkan tentara dalam angkatan bersenjata Persia, meliputi kesatuan Infantri,Kavaleri,Kereta Perang dan pasukan Gajah.
Menurut tradisi Raja Bimbisara dipenjara oleh putranya sendiri yaitu Ajatasatru untuk naik tahta kerajaan Magadha. Ajatasatru kemudian memerintahkan pembebasan ayahandanya, namun saat itu sudah terlambat dan Bimbisara telah tiada. Hal ini terjadi pada sekitar tahun 491 SM. Ajatasatru dikenal sebagai raja pelindung agama lain (Jainisme). Dalam masa pemerintahanya agama budha dan Jain saling bersaing memperebutkan pengaruh di istana Kerajaan Magadha.
Rupanya agama lain lebih menarik hati Ajatasatru. Ada sebuah peristiwa penting yang terjadi pada masa Ajatasatru adalah dipindahkanya Ibu kota Kerajaan Magadha dari Giripraja ke Pataliputra di tepi sungai Gangga yang sekarang menjadi Kota Patria. Raja Ajatasatru sebagai penganut agama Budha menyumbangkan tempat dan makanan untuk para bikkhu yang mengikuti pasamuan didekat goa saptaparni, Rajagrha.
Keputusan dalam pasamuan pertama ini adalah mencakup tiga hal penting sebagai dasar-dasar agama Budha:
Penetapan Vinaya (dipimpin Bikkhu Upali)
Penetapan Sutra (dipimpin bikkhu Ananda)
Mengadili Bikkhu Ananda dan menetapkan hukuman kepada Bikkhu Chana.
Dari kitab agama Budha diberitakan, bahwa raja Ajatasatru telah melebarkan wilayah kekuasaannya dengan mengalahkan kerajaan Vajji yang terletak di timur laut Magadha. Sejak saat itu kira-kira satu setengah abad kemudian tidak ada catatan mengenai sejarah di India hingga kebangkitan kerajaan Maurya.
Sejak abad ke 5 tepatnya Pada tahun 413 SM, sejarah kerajaan Magadha tidak begitu jelas lagi. Dari catatan yang ada salah seorang keturunan Bimbisara yang tidak begitu besar lagi kekuasaanya, dibunuh dan digantikan oleh menterinya yang bernama Mahapadma Nanda, dari golongan Sudra.
Mahadma Nanda merupakan pendiri dinasti Nanda yang memerintah kerajaan Magadha sekitar satu abad lamanya. Menurut salah satu sumber, ada 9 orang raja yang memerintah atas nama Dinasti Nanda. Namun dinasti ini kurang disenangi oleh rakyat karena dalam pemerintahanya memberlakukan peraturan yang memberatkan rakyat, misalnya kewajiban membayar pajak yang tinggi. Pada tahun 322 SM, dinasti Nanda digulingkan kekuasaanya oleh Chandragupta, yang dikenal sebagai pendiri dinasti maurya.
Kesimpulan
Dinasti Sisunaga adalah dinasti pertama yang memegang kekuasaan pertama di kerajaan Magadha yang didirikan oleh raja Sisunaga yaitu berkuasa dari tahun 550-350 SM. Sisunaga dipimpin oleh 5 orang raja dengan raja yang paling terkenal adalah Bimbisara yang memerintah tahun 540-490 SM. Prestasinya yaitu melakukan perluasan wilayah sampai kerajaan Kosala dan Kosali ia juga dikenal karena prestasi budayanya dan merupakan sahabat sekaligus pelindung sang Budha. Raja lain yang terkenal adalah anak dari Bimbisara yaitu Ajatasatru yang dikenal sebagai pelindung agam lain, ada sebuah peristiwa penting yang terjadi pada masa pemerintahanya yaitu dipindahkanya ibu kota kerajaan Magadha dari Giripraja ke Pataliputra. Dinasti sisunaga pada tahun 413 SM runtuh kemudian diteruskan oleh dinasti Nanda
DAFTAR PUSTAKA
Sigit, “Faktor penyebab runtuhnya dinasti Maurya (322-185 SM) pada kerajaan Magadha di India”, diakses dari Http://sigitsejarah.blogspot.com/2014/03/faktor-penyebab-runtuhnya-dinasti.html?m=1, pada tanggal 23 November 2018 pukul 14.05
2 Suwarno , Dinamika Sejarah Asia Selatan (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm 37
3 Sigit, Op. Cit.,
4 Wikipedia, “Bimbisara”, diakses dari http://id.m.wikipedia.org/wiki/Bhimbisara , pada tanggal 23 November 2018 pukul 14.55
5 Suwarno, Op. Cit.,38
6 Ibid.
7 Puspitaati, “Kerajaan Budha”, diakses dari Http://puspitaati-buddhisme.blogspot.com/2013/05/kerajaan-buddha..html/m=1, pada tanggal 25 November 2018 pukul 14.41
8 Suwarno, Op. Cit., 39
Abstrak
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh perkembangan kerajaan Magadha pada masa pemerintahan dinasti sisunaga.
Penulisan artikel ini menggunakan metode sejarah, dengan langkah-langkah : heuristik, kritik, interpelasi dan historigrafi. Data diperoleh melalui membaca buku-buku sejarah sumber dari internet dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan, kemudian diklasifikasikan. Data yang mendukung permasalahan dikumpulkan dan diolah, kemudian dilakukan penulisan sesuai permasalahan yang telah dirumuskan dan tujuan yang akan dicapai, sehingga terwujudlah artikel ini.
Dari hasil penggunaan metode sejarah tersebut, maka diperoleh pengertian sebagai berikut :
India merupakan kawasan dimana kebudayaan serta agama Hindu dan Budha berkembang pesat. Bisa dibilang bahwa di India adalah cikal bakal adanya agama Hindu Budha. Hal ini mempunyai pengaruh besar bukan hanya di India namun juga di kawasan Asia Tenggara maupun Asia Timur. Untuk saat ini India merupakan negara yang mempunyai luas wilayah nomer tujuh di dunia dan nomer dua untuk jumlah penduduknya. India semula di kuasai oleh Bangsa Dravida. Namun sejak kedatangan Bangsa Arya yang berhasil merebut wilayah India bagian Utara, Bangsa Dravida lari ke India bagian Selatan (didaerah Dekhan). Bangsa India yang berada di bagian utara mendirikan kerajaan-kerajaan Hindu. Sehingga agama Hindu dibawa oleh bangsa Arya. Hindu di bawa oleh pendatang bangsa Arya (Bharata) abad XV SM.
Awal Terbentuknya Kerajaan Magadha
Pada abad ke VII SM, di India bagian Utara berdiri kerajaan yang sering disebut dengan Kerajaan Arya. Hal ini diduga karena didominasi oleh budaya yang dibawa oleh bangsa Arya setelah bangsa Dravida terusir ke kawasan Asia Selatan. Zaman Aryalah yang menyaksikan lahirnya kerajaan-kerajaan yang ada di India. Karena pada saat itu bangsa Arya yang menguasai India bagian Utara India dengan membawa agama Hindhu.
Di India bagian utara telah berdiri kerajaan seperti Gandhara, Kusala, Kasi, dan Magadha. Tetapi yang paling terkemuka ialah Kerajaan Magadha. Magadha didirikan oleh Dinasti Sisunaga sekitar tahun 642 SM, ibukotanya berada di Giripraja atau Rajgir (sekarang rajagriha). Dalam kerajaan Magadha didirikan oleh sekitar 5 Dinasti yaitu :
1. Dinasati Sisunaga, memerintah 642-413 SM.
2. Dinasti Nanda, memerintah 413-322 SM.
3. Dinasti Maurya, memerintah 322-185 SM.
4. Dinasti Sunga, memerintah 185-75 SM.
5. Dinasti Kanva, memerintah 75-28 SM.
Dibangun oleh Dinasti Sisunaga dan runtuh pada Dinasti Kanva, dan terkenal, berkuasa serta menjadi kejayaan bagi kerajaan Magadha yaitu pada Dinasti Maurya. Pada dinasti Sisunaga (pendiri awalnya ) paling terkenal yaitu Raja Bimbisara anak dari Raja Sisunaga. Pada Dinasti Nanda terdapat sembilan raja, namun dalam dinasti ini tidak begitu banyak nama raja yang diketahui bahkan hampir tidak ada yang mengetahui. Salah seorang keturunan raja Nanda dan pernah menjabat sebagai menteri di kerajaan Magadha, Mahapadma Nanda berhasil membunuh salah seorang keturunan Bimbisara dan menggantikan tahta kekuasaannya. Berkuasa sekitar hampir selama satu abad, pada waktu itu juga terdapat penyerbuan Iskandar Agung ke lembah Indus, Magadha berada dibawah pemerintahannya Raja Nanda yang amat besar kekuasaannya.
Yang ketiga yaitu Dinasti Maurya yang mana paling terkenal adalah raja pertama dinasti ini yaitu Candragupta dan Raja Asoka. Ibukota kerajaan ini juga berpindah-pindah karena pemimpinnya yang berpindah-pindah. Ibukota kerajaan Magadha di masa Candragupta ada di Pathiputra atau seperti orang Yunani menyebutkanya adalah Polibotra. Dinasti Sungha dinasti keempat, dan dinasti terakhir yaitu dinasti Kanva. Dinasti yang membawa kerajaan Magadha mengalami keruntuhan dan digantikan kerajaan lain yaitu kerajaan Andhra.
Masa Pemerintahan Dinasti Sisunaga
Dinasti Sisunaga adalah dinasti pertama yang memegang kepemimpinan pertama di kerajaan Magadha. Dinasti ini berkuasa di kerajaan timur laut India Magadha pada periode sekitar 550 sampai 350 SM. Hanya ada sedikit informasi yang tersedia. Sumber yang paling penting adalah riwayat Buddhis dari Sri Lanka, Purana dan berbagai teks suci Budha dan Jain. Berdasarkan sumber-sumber ini sepertinya Magadha diperintah selama sekitar 200 tahun oleh dinasti Sisunaga. Beberapa rajanya adalah sebagai berikut :
Sisunaga (642 SM)
Bimbisara (50 tahun)
Ajatasatru (31 tahun)
Darsaka (sekitar 23 tahun)
Udaya (sekitar 22 tahun)
Raja yang paling terkenal adalah raja bimbisara yang memerintah pada tahun 540-490 SM. Prestasinya yaitu melakukan perluasan wilayah sampai kerajaan Kosala dan Vaisali.4 Ia juga dikenal karena prestasi budayanya dan merupakan sahabat sekaligus pelindung sang Budha. Bimbisara membangun kota Rajgir, yang terkenal dengan tulisan-tulisan Buddhisme. Ibu kota pertama dinasti ini pada masa pemerintahan Bimbisara adalah di Girivraja. Ia memimpin sebuah kampanye militer melawan Anga, hal ini dimaksudkan untuk membalas kekalahan ayahandanya sebelumya di tangan rajanya yaitu Brahmadatta. Kampanye ini berhasil , Anga dianeksasi dan pangeran Ajasatru ditunjuk sebagai gubernur Champa. Raja bimbisara juga menggunakan aliansi pernikahan untuk memperkuat posisinya, dia menikah dengan 3 orang wanita.
Istri pertamanya yaitu Kosal Dewi, pernikahan ini juga mengakhiri permusuhan di antara Magadha dan Kosala dan memmberinya tangan bebas dalam berurusan dengan Negara-negara lain. Istri keduanya yaitu Chellana yang merupakan seorang putri Lichchhavi dari Vashali dan putri raja Chetaka. Istri ketiga yaitu Khesma seorang putri dari kepala Wangsa Madra dari Punjab, pernikahan ini membuka jalan bagi perluasan Kekaisaran Maghada baik ke Barat maupun ke Utara.
Pada waktu yang bersamaan Raja Imperium Persia yaitu Darius (± 522-486 SM) juga sedang meluaskan wilayah ke India. Kerajaan Gandhara yang berada di sekitar Peshawar dan Rawalpinai sekarang sudah berhasil ditaklukkan oleh Darius, untuk menaklukkan wilayah Sungai Indus. Darius memerintahkan sukarelawan Yunani bernama Scylax, mengadakan penyelidikan wilayah Indus. Gerakan ini berhasil menegakkan Imperium Persia di wilayah India barat laut, termasuk Sind dan juga Punjab bagian barat.
Menurut laporan sejarawan Yunani abad V SM yaitu Herodotus, dia menuliskan perang antara Yunani dan Persia yang berlangsung pada tahun 492-490 SM wilayah India pada saat dibawah kekuasaan Darius merupakan provinsi terkaya yang paling padat penduduknya. Mereka harus membayar upeti sebesar 360 talen emas kepada Persia. Ketika perang antara Yunani dan Persia meletus, wilayah India merupakan wilayah yang paling banyak menyumbangkan tentara dalam angkatan bersenjata Persia, meliputi kesatuan Infantri,Kavaleri,Kereta Perang dan pasukan Gajah.
Menurut tradisi Raja Bimbisara dipenjara oleh putranya sendiri yaitu Ajatasatru untuk naik tahta kerajaan Magadha. Ajatasatru kemudian memerintahkan pembebasan ayahandanya, namun saat itu sudah terlambat dan Bimbisara telah tiada. Hal ini terjadi pada sekitar tahun 491 SM. Ajatasatru dikenal sebagai raja pelindung agama lain (Jainisme). Dalam masa pemerintahanya agama budha dan Jain saling bersaing memperebutkan pengaruh di istana Kerajaan Magadha.
Rupanya agama lain lebih menarik hati Ajatasatru. Ada sebuah peristiwa penting yang terjadi pada masa Ajatasatru adalah dipindahkanya Ibu kota Kerajaan Magadha dari Giripraja ke Pataliputra di tepi sungai Gangga yang sekarang menjadi Kota Patria. Raja Ajatasatru sebagai penganut agama Budha menyumbangkan tempat dan makanan untuk para bikkhu yang mengikuti pasamuan didekat goa saptaparni, Rajagrha.
Keputusan dalam pasamuan pertama ini adalah mencakup tiga hal penting sebagai dasar-dasar agama Budha:
Penetapan Vinaya (dipimpin Bikkhu Upali)
Penetapan Sutra (dipimpin bikkhu Ananda)
Mengadili Bikkhu Ananda dan menetapkan hukuman kepada Bikkhu Chana.
Dari kitab agama Budha diberitakan, bahwa raja Ajatasatru telah melebarkan wilayah kekuasaannya dengan mengalahkan kerajaan Vajji yang terletak di timur laut Magadha. Sejak saat itu kira-kira satu setengah abad kemudian tidak ada catatan mengenai sejarah di India hingga kebangkitan kerajaan Maurya.
Sejak abad ke 5 tepatnya Pada tahun 413 SM, sejarah kerajaan Magadha tidak begitu jelas lagi. Dari catatan yang ada salah seorang keturunan Bimbisara yang tidak begitu besar lagi kekuasaanya, dibunuh dan digantikan oleh menterinya yang bernama Mahapadma Nanda, dari golongan Sudra.
Mahadma Nanda merupakan pendiri dinasti Nanda yang memerintah kerajaan Magadha sekitar satu abad lamanya. Menurut salah satu sumber, ada 9 orang raja yang memerintah atas nama Dinasti Nanda. Namun dinasti ini kurang disenangi oleh rakyat karena dalam pemerintahanya memberlakukan peraturan yang memberatkan rakyat, misalnya kewajiban membayar pajak yang tinggi. Pada tahun 322 SM, dinasti Nanda digulingkan kekuasaanya oleh Chandragupta, yang dikenal sebagai pendiri dinasti maurya.
Kesimpulan
Dinasti Sisunaga adalah dinasti pertama yang memegang kekuasaan pertama di kerajaan Magadha yang didirikan oleh raja Sisunaga yaitu berkuasa dari tahun 550-350 SM. Sisunaga dipimpin oleh 5 orang raja dengan raja yang paling terkenal adalah Bimbisara yang memerintah tahun 540-490 SM. Prestasinya yaitu melakukan perluasan wilayah sampai kerajaan Kosala dan Kosali ia juga dikenal karena prestasi budayanya dan merupakan sahabat sekaligus pelindung sang Budha. Raja lain yang terkenal adalah anak dari Bimbisara yaitu Ajatasatru yang dikenal sebagai pelindung agam lain, ada sebuah peristiwa penting yang terjadi pada masa pemerintahanya yaitu dipindahkanya ibu kota kerajaan Magadha dari Giripraja ke Pataliputra. Dinasti sisunaga pada tahun 413 SM runtuh kemudian diteruskan oleh dinasti Nanda
DAFTAR PUSTAKA
Sigit, “Faktor penyebab runtuhnya dinasti Maurya (322-185 SM) pada kerajaan Magadha di India”, diakses dari Http://sigitsejarah.blogspot.com/2014/03/faktor-penyebab-runtuhnya-dinasti.html?m=1, pada tanggal 23 November 2018 pukul 14.05
2 Suwarno , Dinamika Sejarah Asia Selatan (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm 37
3 Sigit, Op. Cit.,
4 Wikipedia, “Bimbisara”, diakses dari http://id.m.wikipedia.org/wiki/Bhimbisara , pada tanggal 23 November 2018 pukul 14.55
5 Suwarno, Op. Cit.,38
6 Ibid.
7 Puspitaati, “Kerajaan Budha”, diakses dari Http://puspitaati-buddhisme.blogspot.com/2013/05/kerajaan-buddha..html/m=1, pada tanggal 25 November 2018 pukul 14.41
8 Suwarno, Op. Cit., 39










